Wayang; Sebuah Warisan Budaya Dunia yang berusaha bertahan di derasnya arus Globalisasi

Wayang; Sebuah Warisan Budaya Dunia yang berusaha bertahan di derasnya arus Globalisasi
Oleh : Fajar Gemilang Pradana
(fajargpra@gmail.com)

 Sudah hampir 16 tahun yang lalu, wayang diresmikan sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (Unesco). Wayang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ditetapkan dalam daftar Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanitiy. Sebagai warisan budaya yang telah diakui oleh dunia, Pemerintah Indonesia kemudian menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari wayang. Agak aneh rasanya jika membayangkan penetapan Hari Wayang yang diharapkan memberikan kesadaran kepada masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai kehidupan yang tersirat dalam seni pewayangan, namun saat ini justru kian memudar tergeserkan oleh teknologi-teknologi baru yang lebih digandrungi generasi muda.

 Indonesia ialah negara yang sangat kaya raya, baik dari segi sumber daya alam, kepulauan, bahasa, adat istiadat, hingga kebudayaannya. Salah satu budaya Indonesia yang banyak dikenal adalah wayang. Banyak yang mengatakan bahwa wayang ialah kebudayaan asli orang jawa.Dulu, pementasan wayang selalu ramai didatangi penonton. Mereka yang datang untuk menonton terdiri dari berbagai usia, mulai dari anak kecil hingga orangtua. Namun, seiring berkembangnya zaman dan teknologi, kini pementasan wayang sudah sulit ditemukan. Saya sendiri sangat merasakan masa transisi itu karena kakek dan orang tua saya sangat menyukai wayang. Kini kesenian tradisional, termasuk Wayang Kulit sudah mulai tergantikan oleh budaya-budaya asing yang masuk melalui globalisasi. Seiring bertambahnya waktu, segala sesuatu yang ada dalam kehidupan manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan, mulai dari teknologi, transportasi, serta budaya. Meskipun banyak manfaat yang didapat dari perkembangan di era modern saat ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat dampak negatif yang ditimbulkan. Salah satunya ialah kebudayaan wayang mulai dilupakan dan tergerus oleh budaya baru. Para generasi muda mengganggap bahwa menonton atau memainkan wayang adalah hal yang ketinggalan zaman. Hal tersebut mendorong munculnya perasaan malu karena dicap sebagai kebudayaan yang kuno dan bukan menjadi bagian dari manusia modern. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia saat ini memang tidak bisa lepas dari gadget dan media sosial. Dari sinilah manusia bisa mengetahui lebih cepat tentang budaya-budaya yang ada di luar Indonesia. Budaya K-pop atau barat adalah jenis budaya yang banyak dicontoh oleh generasi kita. Hal tersebut boleh-boleh saja, namun jangan sampai kita mudah menghafal lagu-lagu bahkan pandai menirukan tarian-tarian budaya luar, namun tidak tahu lagu-lagu daerah dan tidak mengerti tarian-tarian di Indonesia.

 Keberadaan wayang yang mengagumkan diakui sebagai karya kebudayaan yang luhur dalam bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. Sangat jelas bisa dikatakan bahwa Wayang kulit adalah warisan budaya yang bernilai tinggi, karena merupakan sebuah seni kriya, dan penggabungan dari sastra, seni musik, sampai seni rupa. Keberadaan wayang di era ini telah melewati perjalanan yang begitu panjang, Pada zaman prasejarah pertunjukan wayang berfungsi sebagai magis-mitos-religius. Inspirasi bentuk wayang yang dipergunakan untuk pentas bayangan didapat dari bentuk bayangan manusia. Gambar bayangan tersebut diilhami oleh bayangan yang dilihat setiap hari diwaktu pagi. Rubrik wayang sebenarnya begitu identik dengan budaya jawa. Bahkan di era sekarang penggunaan tokoh wayang sering dijadikan sarana refleksi dan keteladanan masyarakat. Sebagai bentuk kesenian tradisional merupakan produk lokal bahkan selalu menarik dalam media lokalpun sperti televisi orang dari luarpun sudah mengganggap bahwa menanggap wayang sebagai status sosial maka orang dari kalangan luar jawa sudah menganggap wayang sebagai suatu kebudayaan yang unggul dan memiliki nilai-nilai filosofis yang tinggi. Wayang dalam nilai-nilai budaya jawa punya jenis dan corak yang beraneka ragam salah satunya wayang purwa dan adanya berbagai modifikasi kontemporer dan menjadikan wayang jauh lebih menarik dan wayang dijadikan sebagai realitas budaya jawa yang kaya akan falsafah hidup yang luhur sehingga oleh media situasi dikemas dengan berbagai format yang dapat dijual ataupun memiliki daya tarik tertentu. Seni karawitan wayang dalam pentas wayang merupakan perpaudaun antara seni suara dengan seni musik. Paduan antara seni suara dan seni musik menjadi identik. Seni karawitan ditunjukan bagaimana rumitnya para niyaga (penabuh gamelan) mengiringi jalannya cerita dengan komposisi musik yang padu, sedangkan seni sastra tergambarkan melalui dalang yang membuat narasi cerita wayang, berakting sesuai watak masing-masing wayang. Gabungan antara keseluruhannya dapat menciptakan pertunjukan wayang kulit yang dapat dinikmati berbagai kalangan masa sekarang dengan seni yang indah,rumit dan kompleks.

 Bicara mengenai filsafat, masyarakat Jawa mengartikan filsafat sebagai usaha manusia untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan tentang hidup menyeluruh dengan mempergunakan kemampuan cipta-rasa. Maka berfilsafat maka cinta kesempurnaan, bukan semata-mata cinta kearifan. Jika orang jawa menyebut bahwa wayang mengandung filsafat yang dalam, dunia wayang memberi peluang bagi orang Jawa untuk melakukan suatu pengkajian filsafi dan mistis sekaligus. Dunia pewayangan kaya sekali dengan lambang atau pasemon, hampir seluruh eksistensi wayang itu sendiri adalah pasemon. Pertunjukan wayang sejatinya sangat berdampak positif bagi perubahan sikap dalam masyarakat. Dalam hal ini wayang merupakan bahasa simbol kehidupan yang lebih bersifat rohaniah daripada jasmaniah. Setiap penonton yang melihat pagelaran wayang yang dilihat bukan wayangnya melainkan masalah yang tersirat dalam tokoh pelaku dalam pewayangan itu. Hal ini sejenis dengan perumpamaan ketika orang melihat di kaca rias, orang bukan melihat tebal dan jenis kaca rias itu, melainkan melihat apa yang tersirat dalam kaca tersebut. Masalah pokok dalam pewayangan yaitu menggambarkan proses kehidupan manusia secara totalitas, sebagai pribadi, makhluk sosial maupun sebagai makhluk Tuhan. Muatan di dalam nilai-nilai wayang dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat adalah bagaimana manusia dapat menempatkan dirinya pada tempat yang telah ditentukan oleh Tuhan dan bagaimana manusia memenuhi fungsinya serta menjalankan tugasnya berdasarkan fungsi itu. Di sisi lain, manusia mempunyai tugas-tugas sosial yang mencangkup tugas memelihara, membina, memajukan negara, bangsa dan kemanusiaan pada umumnya. Tugas-tugas seperti ini menurut istilah pewayangan yang digariskan dalam ajaran mahayu hayuning proja, mahayu hayuning bangsa dan mahayu hayuning bawana. Untuk memelihara, membina, memajukan negara, bangsa dan dunia tugas manusia utama adalah memberantas kejahatan, yang diajarkan dalam ajaran sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti. Sebagai bentuk simbolis kehadiran wayang dalam tradisi bersih desa mengandung suatu maksud di balik bentuk atau wujudnya, yaitu ekspresi penghormatan kepada Tuhan maupun roh-roh nenek moyang. Wayang sebagai simbol kehidupan mengandung nilai-nilai yang berharga bagi masyarakat Jawa.

 Pengetahuan dan sikap dalam pertunjukan wayang pada dasarnya mencerminkan perilaku bijaksana. Kebijaksanaan hidup manusia jawa yang dimaksudkan merupakan cara ataupun saran untuk menciptakan kehidupan yang selaras dan harmonis agar tercipta kesejahteraan dunia dan akhirat. Wayang purwa secara simbolis memberikan kontribusi positif pada pembentukan sikap hidup manusia dalam upaya mencapai kehidupan yang selaras dengan lingkungan. Pada era yang sekarang pemahaman tentang wayang juga perlu dikaji melalui budaya bahwa orang yang dapat memahami wayang ialah orang yang mampu berbahasa Jawa dengan baik. Di era yang global ini fungsi dan peranan wayang sudah jauh berbeda dengan masa dulu karena pada masa sekarang Wayang digunakan sebagai media hiburan yang cukup mengasikan dan hal itu kita bisa lihat di televisi maupun media lainya seperti radio juga menyiarkan cerita wayang. Fungsi wayang yang sesungguhnya sebagai pelestari budaya lokal khususnya Jawa untuk dijadikan budaya Nasional karena nilai-nilai yang terkandung dalam wayang sangatlah komplek. Menyangkut Agama,akhlaq dan sebagainya. Filosofi wayang sangatlah tinggi karena kita menceritakan tentang berbagai lakon carangan dan cerita aslinya. Karena perubahan jaman yang semakin modern maka cerita wayang diubah keberbagai cerita antara seperti wayang tentang kritik terhadap pemerintahan, hal ini mencerminkan bahwa penggunaan wayang selain sebagai media hiburan juga bisa berfungsi sebagai kritik sosial kepada pemerintah.

 Budaya Indonesia sangatlah beragam. Namun, perkembangan teknologi mulai menggerus keberadaan budaya kita dan digantikan oleh budaya luar. Kita harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Kita harus menanamkan rasa percaya diri dan bangga akan budaya kita sendiri, sehingga budaya Indonesia tidak akan dilupakan dalam negeri dan bahkan bisa dikenal di kancah internasional. Wayang dan peranannya memberikan informasi yang sangat penting bagi kita semua, secara umum wayang memiliki peranan dan fungsi yang berbeda ketika wayang dijadikan sebagai media saluran informasi baik masa lampau maupun masa sekarang. Wayang juga memberikan informasi penting terkait dengan kehidupan estetis masyarakat masa lampau. Tidak hanya itu, wayang juga memiliki peranannya dalam hal saluran dakwah ketika perkembangan Islam di tanah Jawa dan di era sekarang wayang dijadikan sebagai saluran hiburan masyarakat secara umum dan dapat diterima oleh masyarakat secara luas karena di dalam ceritanya mengandung nilai-nilai moral kehidupan.

 Menurut pandangan saya, ada dua hal yang harus diperhatikan agar generasi muda bisa ikut melestarikan kebudayaan Indonesia, yang pertama mau bersusah-susah memahami apa itu Wayang Kulit. Dikatakan susah karena memahami kesenian tradisional tidak semudah memahami kesenian modern. Kedua, harus ada rasa kagum dalam diri kita. Sebagai generasi muda, kita harus menyadari bahwa Wayang Kulit merupakan hasil ciptaan nenek moyang kita. Peninggalan nenek moyang ini memiliki makna kehidupan yang dalam apabila benar-benar dipahami.Dari segi isi cerita, pewayangan mengajarkan budi pekerti luhur, saling mencintai, dan menghormati, terkadang diselipkan kritik sosial hingga adegan lucu lewat adegan khasnya. Wayang merupakan salah satu dari warisan budaya nusantara yang lahir dari masyarakat Indonesia sendiri, asli, dan memiliki makna filosofis yang sangat kental. Jadi, warisan budaya tersebut harus selalu dijaga kelestariannya supaya tidak hilang dimakan waktu.



 DAFTAR PUSTAKA

PaEni, Muklis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 

Puspitasari,Marina.2008. Wayang Kulit sebagai media penyebaran agama Islam. Surakarta:UNS. 

Jurnal Sejarah Peradaban Islam Vol. 2 No. 2 Tahun 2018 

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/160562/peristiwa-penting-7-november-wayang-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-dunia 

https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/wayang-kulit-salah-satu-identitas-kesukuan 

http://lpmkeadilan.org/2018/07/29/tergerusnya-budaya-wayang-di-era-modern/

 Whinarno, C., & Arifin, B. (2019). Pesan Dakwah dalam Pementasan Wayang Kulit Lakon “Ma’rifat Dewa Ruci” Oleh Dalang Ki Enthus Susmono . Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam , 1 - 12.

Komentar

Postingan Populer